Pemerintah Daerah Garut Dorong Pelestarian Bahasa Sunda
Pemerintah Daerah Garut Dorong Pelestarian Bahasa Sunda

Pemerintah Daerah Garut Dorong Pelestarian Bahasa Sunda

Pemerintah Daerah Garut Dorong Pelestarian Bahasa Sunda

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Pemerintah Daerah Garut Dorong Pelestarian Bahasa Sunda
Pemerintah Daerah Garut Dorong Pelestarian Bahasa Sunda

Pemerintah Daerah Garut dalam rangka melestarikan bahasa ibu yang merupakan bagian dari identitas masyarakat Sunda, Pemda Garut terus menggiatkan berbagai program dan kebijakan strategis yang melibatkan sektor pendidikan, kebudayaan, dan masyarakat umum. Upaya ini juga sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan. Melalui berbagai inovasi dan pendekatan kolaboratif, Pemda Garut berkomitmen menjadikan pelestarian Bahasa Sunda sebagai bagian integral dari pembangunan daerah yang berkelanjutan.

Salah satu langkah konkret Pemerintah Daerah Garut dalam menjaga eksistensi Bahasa Sunda adalah melalui sektor pendidikan. Saat ini, Pemda Garut telah menginstruksikan agar seluruh sekolah dasar hingga menengah pertama di wilayahnya memasukkan muatan lokal Bahasa Sunda dalam kurikulum. Langkah ini tidak hanya bertujuan menjaga eksistensi bahasa ibu, tetapi juga menghidupkan kembali nilai-nilai luhur budaya Sunda yang di wariskan secara turun-temurun.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Drs. H. Mulyana, M.Pd., menjelaskan bahwa penguatan kurikulum Bahasa Sunda tidak hanya berupa pengajaran gramatika dan sastra, tetapi juga mencakup pelestarian budaya lokal yang melekat dalam bahasa itu sendiri, seperti peribahasa, dongeng, pupuh, dan tembang Sunda. Menurutnya, bahasa dan budaya adalah dua sisi mata uang yang tidak dapat di pisahkan.

Selain kurikulum wajib, banyak sekolah juga menyediakan kegiatan ekstrakurikuler bertema kebudayaan Sunda. Kegiatan seperti lomba baca sajak Sunda, pementasan drama berbahasa Sunda, serta pelatihan menulis aksara Sunda menjadi bagian dari rutinitas mingguan yang membangun kecintaan siswa terhadap budaya lokalnya.

Pemerintah Daerah Garut juga bekerja sama dengan komunitas lokal dan Lembaga Bahasa untuk menyusun modul pembelajaran yang sesuai dengan nilai-nilai lokal masyarakat Garut, sehingga materi tidak terasa asing bagi siswa dan lebih mudah di terima. Selain itu, sekolah juga di arahkan untuk mengintegrasikan nilai-nilai kearifan lokal dalam setiap pelajaran sebagai upaya membumikan budaya Sunda dalam pendidikan sehari-hari.

Pelibatan Komunitas Dan Budayawan Lokal Dalam Penguatan Bahasa Sunda

Pelibatan Komunitas Dan Budayawan Lokal Dalam Penguatan Bahasa Sunda membutuhkan keterlibatan seluruh lapisan masyarakat. Oleh karena itu, pemerintah aktif mengajak komunitas seni dan budayawan untuk ikut serta dalam menyuarakan pentingnya penggunaan Bahasa Sunda dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan ini menjadi wadah yang mempertemukan antara pemerintah dan masyarakat dalam misi budaya bersama.

Salah satu bentuk nyatanya adalah melalui Festival Basa Sunda yang di gelar setiap tahun. Acara ini menampilkan berbagai pertunjukan seni, seminar budaya, serta lomba literasi Sunda yang melibatkan pelajar, mahasiswa, guru, budayawan, dan masyarakat umum. Festival ini juga menjadi ajang apresiasi bagi para pegiat Bahasa Sunda yang telah berkontribusi nyata dalam pelestarian bahasa dan budaya lokal.

“Bahasa Sunda bukan hanya alat komunikasi, tapi juga cermin kebijaksanaan dan filosofi hidup urang Sunda,” ujar Asep Ramdani, seorang budayawan asal Garut yang aktif mengajar Bahasa Sunda di sanggar seni. Menurutnya, program pemerintah akan lebih efektif jika masyarakat turut menginternalisasi bahasa Sunda dalam keseharian, seperti dalam bercakap, menulis di media sosial, hingga berkarya seni. Ia juga menekankan pentingnya regenerasi pegiat budaya agar pelestarian ini dapat berlangsung berkelanjutan.

Selain itu, komunitas-komunitas literasi dan media lokal juga di dorong untuk memproduksi konten dalam Bahasa Sunda, termasuk artikel berita, puisi, cerita pendek, dan video edukatif. Dengan adanya konten digital yang menggunakan Bahasa Sunda, generasi muda di harapkan lebih dekat dengan bahasanya sendiri di era digital. Dukungan anggaran pun di berikan oleh Pemda dalam bentuk hibah kepada komunitas seni dan budaya yang memiliki program pelestarian bahasa lokal.

Pemerintah juga memfasilitasi workshop dan pelatihan bagi komunitas kreatif untuk menghasilkan karya dalam Bahasa Sunda. Mulai dari pembuatan film pendek, pementasan teater, hingga penerbitan buku-buku berbahasa Sunda menjadi bagian dari strategi pelestarian berbasis komunitas. Hal ini menjadi bentuk nyata sinergi antara pemerintah dan masyarakat sipil.

Kebijakan Pemerintah Daerah Garut: Peraturan Dan Penggunaan Bahasa Sunda Dalam Layanan Publik

Kebijakan Pemerintah Daerah Garut: Peraturan Dan Penggunaan Bahasa Sunda Dalam Layanan Publik tentang penggunaan Bahasa Sunda dalam kegiatan resmi dan pelayanan publik. Dalam peraturan tersebut, setiap instansi pemerintah di dorong menggunakan Bahasa Sunda dalam sambutan, papan nama, hingga dokumen internal yang bersifat informal. Ini adalah langkah simbolik yang kuat dalam menempatkan bahasa lokal sebagai bagian dari identitas kelembagaan.

Kepala Bagian Hukum Setda Garut, Ir. Rina Kartika, menyebutkan bahwa regulasi ini bertujuan agar Bahasa Sunda tetap hidup di ruang publik. “Kami tidak bermaksud menggantikan Bahasa Indonesia, tetapi ingin menempatkan Bahasa Sunda sesuai porsinya sebagai bahasa ibu masyarakat Garut,” jelasnya. Ia juga menyatakan bahwa penggunaan Bahasa Sunda dalam ruang formal akan menciptakan nuansa lokal. Yang kuat dan meningkatkan kedekatan antara pemerintah dan masyarakat.

Beberapa kantor kelurahan dan dinas bahkan sudah menerapkan hari tertentu, seperti “Rebo Nyunda”. Di mana seluruh pegawai di wajibkan berbicara dalam Bahasa Sunda selama jam kerja. Hal ini bukan hanya menjadi simbol budaya, tapi juga bentuk nyata pelestarian bahasa di lingkungan birokrasi. Praktik ini mendapat tanggapan positif dari masyarakat dan bahkan mulai di tiru oleh instansi swasta.

Sebagai bagian dari kebijakan ini, Pemda juga mendukung pembuatan papan nama jalan. Baliho informasi, dan petunjuk layanan publik dalam dua bahasa: Bahasa Indonesia dan Bahasa Sunda. Upaya ini mendapatkan sambutan positif dari masyarakat, karena menunjukkan bahwa bahasa daerah mendapat tempat sejajar dalam pembangunan daerah. Dalam jangka panjang, kebijakan ini diharapkan dapat membentuk ekosistem budaya yang sehat dan berkelanjutan.

Tidak hanya berhenti di level lokal, Pemda Garut juga aktif berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Dan Balai Bahasa untuk mendorong pengakuan yang lebih luas terhadap Bahasa Sunda di tingkat nasional. Termasuk di antaranya adalah upaya agar Bahasa Sunda mendapatkan lebih banyak porsi dalam media penyiaran publik dan pendidikan tinggi.

Tantangan Dan Harapan Dalam Melestarikan Bahasa Sunda Di Era Globalisasi

Tantangan Dan Harapan Dalam Melestarikan Bahasa Sunda Di Era Globalisasi bahwa pelestarian Bahasa Sunda. Menghadapi tantangan besar di era globalisasi dan digitalisasi. Perkembangan teknologi, dominasi Bahasa Indonesia dan Inggris di media, serta urbanisasi menjadi faktor penyebab. Menurunnya penggunaan Bahasa Sunda, terutama di kalangan anak muda. Fenomena ini tidak hanya terjadi di Garut, tetapi juga di berbagai daerah lain di Jawa Barat.

Berdasarkan survei yang di lakukan Dinas Pendidikan pada 2024, hanya sekitar 35% remaja. Di wilayah perkotaan Garut yang menggunakan Bahasa Sunda dalam percakapan sehari-hari di rumah. Persentase ini lebih tinggi di wilayah pedesaan, namun tetap menunjukkan tren penurunan di bandingkan satu dekade lalu. Hal ini menjadi alarm bagi semua pihak bahwa upaya pelestarian harus semakin intensif dan adaptif.

Untuk itu, Pemda menegaskan bahwa pelestarian Bahasa Sunda bukan hanya tugas pemerintah, tapi seluruh elemen masyarakat, termasuk keluarga. Orang tua diharapkan menjadi contoh dalam menggunakan Bahasa Sunda di rumah. Selain itu, peran media sosial sebagai ruang komunikasi anak muda. Juga harus di manfaatkan sebagai sarana promosi Bahasa Sunda yang kreatif dan relevan.

Sejumlah influencer lokal dan content creator di ajak bekerja sama dengan pemerintah. Untuk membuat konten-konten berbahasa Sunda yang menarik dan sesuai dengan tren anak muda. Misalnya melalui video pendek, podcast, dan meme yang menyisipkan pesan-pesan kebudayaan. Hal ini terbukti cukup berhasil dalam menjangkau audiens yang lebih luas.

Harapannya, dengan kolaborasi berbagai pihak, Bahasa Sunda tidak hanya bertahan sebagai identitas budaya. Tetapi juga mampu berkembang dan menyesuaikan diri dengan zaman. Seperti dikatakan oleh Bupati Garut, Rudy Gunawan, “Ngamumule Basa Sunda lain saukur nostalgia. Tapi bagian tina tanggung jawab urang ka jati diri urang sorangan.” Komitmen ini menjadi fondasi utama bagi masa depan budaya lokal yang berdaya saing dan bermartabat menurut Pemerintah Daerah Garut.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait