Otomotif
Heman Bekele Berhasil Ciptakan Sabun Anti Kanker Kulit
Heman Bekele Berhasil Ciptakan Sabun Anti Kanker Kulit
Heman Bekele Remaja Berumur 15 Tahun Kelas Sembilan Asal Amerika Serikat Menciptakan Sabun Untuk Mencegah Kanker Kulit. Beberapa dekade Terakhir angka kematian di akibatkan kanker kulit tinggi. Menurut data American menyatakan bahwasanya penyakit ini menyebabkan lima puluh tujuh ribu kematian di tahun dua ribu dua puluh. Kanker kulit di prediksi bakalan bertumbuh sampai lima puluh persen antara tahun dua ribu dua puluh sampai dua ribu empat puluh. Tetapi, di tengah kekhawatiran ini, seorang remaja berumur empat belas tahun telah memberikan harapan baru. Bekele yang berasal dari Virginia, berhasil mendapatkan ide mengobati pasien yang menderita kanker kulit dengan cara memakai sabun batang. Menurut laporan dari Insider, sabun MTS di kembangkan oleh Bekele terdapat beberapa molekul khusus yang membantu mengaktifkan berbagai sel kekebalan. Hingga mereka dapat memberantas melanoma atau yang biasa di sebut sel kanker kulit.
Pemakaian sabun di pilih karena biayanya yang lebih murah, di harapkan dapat di jangkau oleh lebih banyak orang. USA Today melaporkan bahwa harga produk ini sekitar 0,5 Dollar AS atau sekitar Rp7.000. rencana pengaktifan sel pertahanan alami tubuh telah di terapkan sebelumnya pada pengobatan krim topikal. Metode yang serupa, Bekele berusaha mengadaptasinya untuk mengatasi kanker kulit.
Meskipun masih butuh di teliti lebih lanjut, gagasan ini di anggap cukup inovatif dalam penyembuhan kanker kulit. Sementara remaja seumurannya masih pada sibuk dengan video game, sedangkan Bekele fokus pada penelitiannya. Penemuan ini kemudian di bawa Bekele ke Young Science Challenge dua ribu dua puluh tiga. Penemuan ini di nilai sangat mengagumkan, hingga Bekele di nyatakan sebagai pemenang dan menerima hadiah uang tunai sebanyak 25.000 dollar AS atau lebih dari Rp 396 Juta.
Heman Bekele Melihat Banyak Orang Bekerja Di Bawah Paparan Sinar Matahari
Heman Bekele, yang berusia 15 tahun, pertama kali menyadari dampak sinar matahari pada kulit saat ia masih kecil di Ethiopia. Di mana Heman Bekele Melihat Banyak Orang Bekerja Di Bawah Paparan Sinar Matahari tanpa perlindungan kulit. Setelah beberapa tahun, ketika Bekele berusia 7 tahun, ia pindah ke Amerika Serikat dan menerima hadiah berupa satu set peralatan eksperimen kimia. Termasuk natrium hidroksida, pada malam Natal. Sejak saat itu, ia mulai mendalami reaksi kimia. Ketika masih muda, Bekele tidak terlalu memikirkan masalah sinar matahari. Tetapi setelah pindah ke Amerika, ia menyadari dampak serius sinar matahari dan radiasi ultraviolet jika seseorang terpapar dalam waktu lama. Hal ini membuatnya tertarik pada penelitian kanker kulit dan pengobatannya. Bekele menemukan imiquimod, obat yang telah di setujui untuk beberapa jenis kanker kulit dan efektif dalam bentuk krim untuk menghancurkan tumor.
Bekele kemudian berpikir untuk mencari cara alternatif menggunakan imiquimod untuk mengobati kanker kulit stadium awal dengan metode yang lebih mudah di akses. Ia mempertimbangkan bahwa sabun mungkin menjadi pilihan yang lebih baik karena hampir semua orang menggunakan sabun dan air untuk membersihkan. Sabun batangan, menurutnya, akan lebih terjangkau di bandingkan dengan bentuk krim. Sabun yang ia rancang mengandung nanopartikel yang ‘diisi’ dengan imiquimod. Yang di rancang agar obat tetap berada di kulit pada tingkat molekuler bahkan setelah sabun di bilas. Ide inovatif Bekele mengesankan banyak ilmuwan dan membawanya memenangkan kompetisi ilmuwan muda pada tahun 2023.
Di mana ia menerima hadiah sebesar 25.000 dolar Amerika (Rp392 juta). Ia melakukan penelitiannya di Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health di Baltimore, Amerika Serikat. Meskipun masih banyak tahapan yang harus di lalui sebelum sabun tersebut dapat di setujui sebagai pengobatan. Bekele telah melakukan uji coba pada tikus dengan bantuan Profesor Vito Rebecca, seorang ahli biologi molekuler.
Siswa Kelas Sembilan
Bekele sudah di nobatkan sebagai Ilmuwan Muda Terbaik US di tahun 2023 oleh 3M Young Scientists Challenge, ia seorang remaja berumur 15 tahun Siswa kelas sembilan yang bersekolah di Annandale. Bekele berhasil mendapatkan hadiah utama sebanyak dua puluh lima USD atau sekitar Rp 396 Juta berkat penemuan inovatifnya. Ia menciptakan sabun khusus dan menyatukannya dengan sabun medis dengan 3 bahan yang bisa memberantas sel kanker kulit tersebut. Selain efektivitasnya dalam mengatasi kanker kulit, ia memberitahu bahwasanya satu sabun harganya sekitar 0,50 USD atau sekitar Rp 8.000. Jauh lebih murah di bandingkan dengan biaya perawatan medis yang saat ini bisa mencapai 40.000 USD atau sekitar Rp 633,8 Juta.
Dalam lima tahun ke depan, Bekele berencana untuk mendirikan organisasi nirlaba demi manjadi distribusi untuk solusi dengan biaya rendah tersebut pada organisasi yang sedang memerlukan. Bekele menyatakan bahwa kanker kulit sering di temukan di berbagai negara. Dan biaya rata-rata operasi yang tinggi membuat banyak manusia harus segera memilih antara kebutuhan dasar atau pengobatan seperti memberi makan keluarga. Dalam video sumbangannya untuk kompetisi, Bekele memberitahu bahwasanya 3 bahan dalam sabun tersebut ada tretinoin yang berfungsi menjadi agen keratolitik yang dapat menguraikan lapisan luar kulit, asam salisilat, serta asam glikolat. Memungkinkan protein reseptor kaya toll like untuk di lepaskan serta sel dendritik aktif. Sel tersebut kemudian bekerja sama bersama sel darah putih demi memberantas sel kanker.
Produk ini, yang di sebutnya SCTS atau bisa juga sabun khusus mengobati kanker kulit. Selepas mendapatkan resep dari dokter sebun khusus ini dapat di gunakan secara rutin. Bekele dapat hadiah utama uang tunai sebanyak 25.000 USD dan berharap di gunakan demi melanjutkan pendidikan tinggi, ia juga dapat gelar juara.
Berpotensi Mengubah Pendekatan Terhadap Pengobatan Kanker Kulit
Heman Bekele, seorang remaja asal Amerika Serikat, telah menciptakan sabun batang yang Berpotensi Mengubah Pendekatan Terhadap Pengobatan Kanker Kulit. Pada usia 15 tahun, Bekele telah terpilih oleh Majalah Time dan Time for Kids sebagai Kid of the Year 2024. Majalah Time memberikan penghargaan ini karena inovasinya dalam mengembangkan sabun dengan harga terjangkau. Yang dapat menjadi alternatif pengobatan untuk penderita kanker kulit, termasuk melanoma, dan mempermudah akses bagi berbagai kalangan. Dalam wawancaranya dengan majalah Time, Bekele menyampaikan ketertarikan mendalamnya terhadap penelitian kanker kulit. Baik yang di lakukan sendiri maupun yang berkembang di lapangan. Ia mengungkapkan kegembiraannya membayangkan jika suatu hari sabun ciptaannya dapat memberikan dampak signifikan pada kehidupan penderita kanker kulit, yang merupakan motivasi utama di balik proyeknya. Bekele mengembangkan minatnya dalam sains sejak usia dini, sering melakukan eksperimen dan mulai serius mempelajari kimia pada usia enam tahun.
Eksperimen sains pertamanya dimulai ketika ia berusia empat tahun, di mana ia mencampurkan berbagai produk rumah tangga untuk melihat hasilnya. Setelah menguasai dasar-dasar kimia, Bekele fokus pada pengembangan solusi untuk kanker kulit beberapa tahun kemudian. Berdasarkan laporan Cleveland Clinic, melanoma adalah jenis kanker kulit yang paling invasif dan memiliki risiko kematian tertinggi. Namun, penyakit ini memiliki peluang penyembuhan yang lebih baik jika terdeteksi sejak dini. Inovasi Heman Bekele dalam menciptakan sabun yang dapat mengobati kanker kulit dengan harga terjangkau telah mendapatkan perhatian luas dan menjadikannya sebagai salah satu ilmuwan muda paling berbakat saat ini, Heman Bekele.