ANALISA24

Berita Viral Terkini & Terupdate

Finance

Pasar Kripto Melemah, Bitcoin Turun Sekitar 3,19 persen

Pasar Kripto Melemah, Bitcoin Turun Sekitar 3,19 persen
Pasar Kripto Melemah, Bitcoin Turun Sekitar 3,19 persen

Pasar Kripto Melemah Akibat Dari Kondisi Ekonomi Amerika Serikat (AS) Dan Tindakan The Fed Yang Belum Pasti. Merujuk pada Coin Market Cap pada hari Senin. Tanggal lima Agustus dua ribu dua puluh empat pukul enam lewat delapan waktu indonesia barat. Pasar kripto menunjukkan tren penurunan serentak. Bitcoin mengalami pelemahan sebesar tiga koma sembilan belas persen. Di angka lima puluh delapan ribu enam ratus enam puluh satu koma tujuh dua dolar amerika serikat. Sementara secara mingguan berada di zona merah dengan penurunan sebesar tiga belas koma tujuh puluh tujuh persen. Selanjutnya, Ethereum berada dalam teritori negatif dengan penurunan sebesar enam koma lima puluh satu persen. Dalam dua puluh empat jam terakhir dan mengalami depresiasi sebesar enam belas koma tujuh puluh delapan persen dalam sepekan.

Demikian juga, BNB tergelincir sebesar empat koma tujuh puluh tiga persen secara harian. Dan mengalami penurunan sebesar tiga belas koma delapan puluh lima persen dalam sepekan. Selain itu, Solana juga menunjukkan tren penurunan. Dengan penurunan sebesar satu koma tujuh puluh empat persen dalam dua puluh empat jam terakhir. Dan mengalami penurunan sebesar dua puluh tiga koma sembilan belas persen dalam tujuh hari terakhir.

CMI, yang merupakan indeks untuk mengukur kinerja tertimbang kapitalisasi pasar dari aset digital. Turun sebesar tiga koma enam puluh lima persen ke angka dua ribu dua ratus empat belas koma dua. Sementara itu, open interest mengalami depresiasi sebesar tiga koma delapan puluh tujuh persen ke angka lima puluh lima koma enam puluh tujuh miliar dolar amerika serikat. Dengan semua penurunan di antaranya bitcoin, etherium, dan sebagainya yang signifikan ini pasar kripto menjadi semakin melemah.

Analisis Mengapa Pasar Kripto Melemah

Data Analisis Mengapa Pasar Kripto Melemah memberikan tekanan dan kekhawatiran tersendiri terhadap ekonomi AS. Dengan tingkat pengangguran meningkat sebesar empat koma tiga persen, ini menyentuh level tertinggi sejak Oktober 2021. Berita yang beredar saat ini memberitahu bahwa ekonomi terbesar di dunia sedang berada dalam kondisi yang lebih parah dari pada yang di perkirakan. Hal ini membuat wall street bereaksi dengan penurunan harga yang tiba – tiba, dan pasar kripto mengikuti. Sementara itu, pada pertemuan terakhir The Fed masih menahan suku bunga di level lima koma dua lima hingga lima koma lima puluh persen. Di sisi lain, bank sentral lain, seperti BOE. Menurunkan suku bunga sebanyak dua puluh lima basis poin untuk pertama kali sejak covid.

Ketidak pastian mengenai langkah selanjutnya The Fed bisa menjadi alasan investor memutuskan untuk keluar dari pasar kripto untuk sementara waktu. Selain itu, mengenai laporan data ekonomi AS yang melemah dan ketidak pastian seputar tindakan The Fed atas suku bunga membuat investor ketakutan. Terlebih investor besar yang cenderung menggunakan dana yang di perdagangkan di bursa AS untuk investasi kripto. Hari sabtu tanggal 3 Agustus 2024 dilaporkan bahwa penarikan dari dana bitcoin meningkat sekitar dua ratus empat puluh juta dolar AS. Hari Jumat tanggal 2 Agustus 2024 mencapai angka tertinggi dalam kurang lebih tiga bulan. Penarikan dari dana ethereum juga tetap negatif untuk minggu kedua berturut – turut. Aliran dana tersebut terbukti memiliki dampak langsung pada harga Bitcoin, yang paling penting ketika terjadi penarikan. Dampaknya, bisa menjadi alasan yang berguna di balik penurunan aset tersebut ke enam puluh ribu dolar AS dan di bawahnya.

Tindakan The Fed Yang Belum Pasti Dalam Mengambil Keputusan Suku Bunga

Tindakan The Fed Yang Belum Pasti Dalam Mengambil Keputusan Suku Bunga memberikan banyak pertimbangan sebelum memutuskan kebijakan moneter. Yang mana, ini menyebabkan pasar kripto melemahgf. BI turut andil dalam menyikapi keputusan suku bunga the fed. Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, merespons kemungkinan Bank Sentral AS, The Fed, akan menurunkan suku bunga acuan atau Federal Fund Rate (FFR) pada September mendatang. Awalnya, BI memperkirakan The Fed baru akan menurunkan suku bunga pada Desember dua ribu dua puluh empat. Namun, Perry menyatakan bahwa ada probabilitas FFR akan mulai turun pada September, di tengah Eropa dan Inggris sudah mulai menurunkan suku bunganya, sementara Amerika belum.

Dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta pada Jumat, dua Agustus. Perry mengungkapkan bahwa suku bunga acuan AS yang belum turun berdampak pada suku bunga global, khususnya obligasi pemerintah AS. Utang pemerintah AS sangat besar dan akan membengkak. Suku bunga pemerintah AS, baik yang jangka pendek dua tahun atau US Treasury note. Maupun yang jangka panjang sepuluh tahun ke atas atau US Treasury bond, dipengaruhi oleh suku bunga acuan dan jumlah utang. Pada kuartal kedua lalu, US Treasury note dua tahun sebesar empat koma tujuh persen, sementara US Treasury bond sebesar empat koma empat persen. US Treasury note yang jangka pendek lebih tinggi dari US Treasury bond yang sepuluh tahun karena menunggu FFR yang belum turun. Hal ini berpengaruh pada keluarnya Surat Berharga Negara (SBN) pada kuartal pertama dan kedua.

Ke depan, jika FFR turun, maka US Treasury note akan turun. Sementara US Treasury bond akan naik karena utang pemerintah AS membengkak. Pada kuartal keempat, Perry memperkirakan US Treasury note akan turun menjadi empat koma lima persen. Dan US Treasury bond juga akan mendekati empat koma lima persen.

Bursa Saham Indonesia Juga Terkena Dampaknya

Rocket Cos. menguat dua belas koma tiga persen pada hari Jumat tanggal 2 agustus 2024. Di tengah rumor yang menyatakan suku bunga yang lebih rendah dapat membuka pasar perumahan. Sementara itu, Loan Depot dan UWM, masing – masing naik sebelas koma tiga persen dan delapan koma satu persen. Berita ini menyenangkan, karena kalau pembelian rumah meningkat pesat, maka seluruh sektor ekonomi terkait. Namun, di sisi lain, IHSG mengalami penurunan tajam. Pada bursa saham sesi pertama hari Senin, tanggal lima Agustus dua ribu dua puluh empat, IHSG anjlok sebesar dua persen di saat memburuknya sentimen pasar. Pada pukul sepuluh lewat sebelas WIB, IHSG berada pada posisi tujuh ribu seratus enam puluh dua koma tiga belas. IHSG terkoreksi ke angka psikologis tujuh ribu seratus setelah beberapa hari di perdagangkan di angka tujuh ribu dua ratus hingga tujuh ribu tiga ratus. Kondisi ini membuat Bursa Saham Indonesia Juga Terkena Dampaknya.

Retail cenderung cemas terkait adanya potensi resesi yang mengancam perekonomian AS. Potensi ini mencuat setelah rilis laporan data pasar tenaga kerja di AS yang melambat serta beberapa laporan data ekonomi AS yang mengecewakan. Bursa asia pasifik bergerak turun merespons laporan data pasar tenaga kerja AS yang melambat, yang memicu kekhawatiran resesi. Indeks Nikkei dua ratus dua puluh lima turun sebanyak tujuh persen menjadi sekitar tiga puluh tiga ribu tiga ratus tujuh puluh, sementara Indeks Topik yang lebih luas melemah enam koma lima persen menjadi dua ribu tiga ratus tujuh puluh. Dengan demikian, sementara sektor perumahan di AS menunjukkan tanda-tanda penguatan, pasar saham di Indonesia dan Asia Pasifik menghadapi tekanan signifikan akibat kekhawatiran ekonomi global yang dipicu oleh data ekonomi AS dan Pasar Kripto Melemah.