
Polytron G3 Merupakan Mobil Listrik Buatan Indonesia Yang Hadir Di Segmen SUV Listrik Menengah. Mobil Ini Menonjol Karena Kombinasi Jarak Tempuh, fitur modern, dan harga yang relatif terjangkau. Terutama dengan adanya skema sewa baterai (Battery-as-a-Service). Oleh karena itu tahun 2025 menjadi tonggak penting dalam perjalanan Polytron, perusahaan elektronik dalam negeri yang telah mengabdi kepada masyarakat Indonesia sejak 1975. Maka dari itu mendekati usia emas ke-50, Polytron terus menunjukkan perkembangan signifikan dengan memperluas lini bisnisnya. Mulai dari produk elektronik rumah tangga hingga ke sektor kendaraan listrik.
Setelah sukses menjadi pemimpin penjualan motor listrik di pasar nasional, kini perusahaan tersebut melangkah lebih jauh melalui peluncuran mobil listrik perdananya, yakni Polytron G3 dan G3+. Oleh karena itu dengan mengusung semangat SMART, LUXURY, dan FREEDOM, peluncuran ini bertujuan memberikan akses kendaraan listrik yang lebih luas untuk keluarga Indonesia. Adapun Polytron G3+ di tawarkan dalam dua warna, yaitu Midnight Black dan Galaxy Grey, sementara Polytron G3 tersedia dalam varian Aurora White dan Twilight Blue. Sementara itu, berdasarkan hasil riset terhadap konsumen, terdapat tiga faktor utama yang menjadi pertimbangan dalam memilih kendaraan listrik.
Yaitu biaya, dampak terhadap lingkungan, dan kenyamanan. Menariknya, sebanyak 73 persen konsumen menganggap biaya sebagai pertimbangan paling utama. Sehingga menunjukkan bahwa harga tetap menjadi penentu penting dalam adopsi teknologi baru seperti mobil listrik. Selanjutnya, 47 persen konsumen menilai aspek lingkungan sebagai faktor kedua, di susul kenyamanan sebesar 44 persen. Oleh karena itu, untuk menjawab kebutuhan tersebut, Polytron G3 menghadirkan inovasi melalui skema Battery-as-a-Service (BaaS), yaitu solusi kepemilikan kendaraan listrik tanpa perlu membeli baterai di awal.
Skema ini menjadikan biaya awal lebih ringan dan mencakup garansi baterai seumur hidup selama masa berlangganan. Akibatnya, konsumen bisa menikmati kendaraan listrik yang fleksibel, terjangkau, dan minim kekhawatiran. Peluncuran ini juga menunjukkan dukungan Polytron terhadap program pemerintah dalam percepatan net zero emission 2060 melalui pengurangan kendaraan berbahan bakar bensin secara bertahap hingga 2050. Saat ini, Polytron memang belum memiliki fasilitas perakitan mobil secara mandiri, sehingga Polytron G3 Di Produksi PT Handal Indonesia Motor. Menurut CEO Polytron, Hariono, kegiatan manufaktur sudah di lakukan di Purwakarta.
Kendaraan listrik G3 dan G3+ telah mencapai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 40 persen. Yang menjadi tolok ukur besarnya kandungan lokal dalam suatu produk. Walaupun mobil listrik g3 ini merupakan hasil kerja sama dengan perusahaan China, Skyworth, namun tetap telah memenuhi standar TKDN. Lebih lanjut, kedua model ini menggunakan baterai Lithium Ferro Phosphate (LFP) berkapasitas 51,916 kWh. Yang di pasok oleh Gotion—perusahaan asal China yang telah memiliki fasilitas perakitan di Indonesia. Hal ini pun menjadi salah satu faktor pendukung pencapaian TKDN.
Hariono menyampaikan bahwa tanpa keberadaan pabrik lokal dari Gotion, pencapaian TKDN tersebut tidak mungkin terjadi. Meski demikian, saat ini Polytron masih belum memproduksi komponen atau teknologi mobil listrik secara independen. Proses produksi masih bergantung pada PT Handal Indonesia Motor. Sementara itu, menurut Tekno Wibowo, beberapa komponen seperti speaker di produksi oleh Polytron. Sedangkan komponen lain seperti ban di suplai dari produsen lokal. Ke depan, Polytron berencana untuk mengevaluasi dan memproduksi sendiri lebih banyak komponen. Sebagai bagian dari strategi jangka panjang, Polytron bersama Skyworth juga berencana membangun pabrik perakitan di Indonesia.
Untuk menyederhanakan rantai pasok, menurunkan biaya, serta meningkatkan daya saing produk. Mereka Menargetkan Produksi Hingga 10.000 Unit Kendaraan Selama Tiga Tahun. Akan tetapi, rencana pabrik mandiri masih bergantung pada skala ekonomi yang di capai di masa mendatang. Saat ini, Handal memiliki dua fasilitas besar, yakni di Bekasi dan Purwakarta, dengan kapasitas terbesar berada di Purwakarta. Peluncuran mobil listrik Polytron G3 dan G3+ untuk pasar Indonesia resmi di lakukan pada Selasa, 6 Mei 2025, di Hotel Indonesia Kempinski. Kedua model ini hadir sebagai SUV listrik yang mampu menempuh jarak hingga 402 kilometer berdasarkan standar CLTC.
Dan bersiap menjadi pesaing utama dari model lain seperti Chery Omoda E5, BYD Atto 3, serta MG ZS EV. Untuk skema sewa baterai, varian G3 di tawarkan mulai dari Rp 299 juta. Sedangkan dengan sistem kepemilikan penuh (buy to own), harganya mencapai Rp 419 juta. Sementara itu, G3+ di banderol Rp 339 juta untuk skema sewa dan Rp 459 juta untuk kepemilikan penuh. Menurut CEO Polytron, Hariono, hadirnya mobil listrik ini lahir dari gagasan sederhana bahwa teknologi terbaik seharusnya bisa di akses oleh masyarakat luas.
Ia menekankan bahwa kendaraan listrik dari Polytron bukan hanya inovasi teknis. Tetapi juga jawaban atas kebutuhan mobilitas ramah lingkungan di Indonesia. Sejalan dengan hal itu, Menteri Perindustrian Republik Indonesia, Agus Gumiwang Kartasasmita, menyatakan bahwa peluncuran G3 menjadi bukti nyata komitmen Polytron dalam mendukung kemajuan industri otomotif nasional. Agus juga menilai bahwa kehadiran mobil listrik bermerek Indonesia ini mencerminkan kebangkitan industri lokal serta memperkuat posisi Indonesia dalam pasar kendaraan listrik baik domestik maupun global.
Selanjutnya, Commercial Director Polytron, Tekno Wibowo, menambahkan bahwa G3 dan G3+ membawa nilai Smart, Luxury, dan Freedom. Konektivitas dengan aplikasi ponsel, kenyamanan interior berbalut kulit, dan garansi jangka panjang menjadi daya tarik utamanya. Bahkan, Polytron menawarkan skema sewa baterai Rp 1,2 juta per bulan untuk 1.500 km. Serta program pre-order hanya dengan DP Rp 5 juta yang sudah termasuk home charger 7 kW dan pengiriman di mulai Juli 2025. Isu bahwa mobil listrik Polytron G3 merupakan hasil rebadge dari kendaraan listrik China bernama K milik Skyworth Auto sempat mencuat.
Namun, Direktur Komersial Polytron, Tekno Wibowo, menanggapi hal tersebut dengan menekankan bahwa G3 tidak sepenuhnya merupakan hasil rebadge, melainkan berbagi platform atau sharing platform. Menurutnya, tidak ada spesifikasi produk Skyworth yang benar-benar identik dengan G3. Sebab sejumlah Penyesuaian Telah Di Lakukan Agar Sesuai Dengan Karakteristik Konsumen Indonesia. Lebih lanjut, Tekno menjelaskan bahwa praktik berbagi platform merupakan hal yang lazim dalam industri otomotif global. Dalam kasus ini, Polytron dan Skyworth Auto menjalin kemitraan strategis untuk menciptakan produk yang relevan dengan pasar dalam negeri.
Sebagai bagian dari kerja sama tersebut, kedua perusahaan berencana memproduksi hingga 10 ribu unit kendaraan selama tiga tahun ke depan. Dengan dukungan fasilitas dari PT Handal Indonesia Motor yang saat ini menjadi lokasi perakitan sementara sambil menunggu pembangunan fasilitas produksi milik Polytron sendiri. Oleh karena itu sebagai informasi tambahan, Skyworth Auto merupakan anak usaha dari Skywell dan Skyworth Group—perusahaan teknologi asal Nanjing, China. Yang juga bergerak di sektor elektronik seperti televisi dan speaker, mirip dengan latar belakang bisnis Polytron G3.